Analgetik dan Efeknya pada Ibu Hamil
Nyeri
adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak nyaman, berkaitan dengan
(ancaman) kerusakan jaringan. keadaan psikis sangat mempengaruhi nyeri,
misalnya emosi dapat menimbulkan sakit (kepala) atau memperhebatnya, tetapi
dapat pula menghindarkan sensasi rangsangan nyeri. Nyeri merupakan suatu
perasaan seubjektif pribadi dan ambang toleransi nyeri berbeda-beda bagi setiap
orang. batas nyeri untuk suhu adalah konstan, yakni pada 44-45oC (Tjay,
2007).
Gambar 1. Indikator Kontrol nyeri
Penyebab rasa nyeri adalah
rangsangan-rangsangan kimiawi, mekanis, kalor dan listrik, yang dapat
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan
mediator-mediator nyeri. Mediator-mediator penting yang terlibat pada proses
terjadinya nyeri adalah histamin, serotonin (5-HT), plasmakinin (antara lain
bradikinin) dan prostaglandin. Senyawa-senyawa ini kemudian akan merangsang
reseptor nyeri (nosiseptor) yang terletak pada ujung-ujung saraf bebas di
kulit, selaput lendir, dan jaringan-jaringan (organ-organ) lain (Tjay dan Rahardja,
2002) .
Nyeri
yang disebabkan oleh rangsangan mekanis, kimiawi atau fisis dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan. Rangsangan tersebut memicu pelepasan zat-zat tertentu
yang disebut mediator nyeri. Mediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan
reaksi radang dan kejang-kejang yang mengaktivasi reseptor nyeri di ujung saraf
bebas di kulit, mukosa dan jaringan lain. Nocireseptor ini terdapat diseluruh
jaringan dan organ tubuh, kecuali di SSP. Dari sini rangsangan disalurkan ke
otak melalui jaringan lebat dari tajuk-tajuk neuron dengan amat banyak sinaps
via sumsum tulang belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. Dari thalamus
impuls kemudian diteruskan ke pusat nyeri di otak besar, dimana impuls
dirasakan sebagai nyeri
Apa itu analgetik?
Analgetik adalah obat
yang digunakan untuk menghambat atau mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran Secara umum
analgetik dibagi dalam dua golongan, yakni analgetik non-narkotik (misalnya:
parasetamol, asetosal) dan analgetik narkotika (misalnya: morfin). Analgetik
diberikan kepada penderita untuk mengurangi rasa nyeri. Rasa nyeri ini
diakibatkan oleh terlepasnya mediator nyeri seperti: bradikinin, prostaglandin,
dll dari jaringan yang rusak kemudian merangsang reseptor nyeri di ujung saraf
perifer ataupun di tempat lain.
Gambar 2.
Penatalaksanaan nyeri menurut WHO
Analgetik non-narkotik
(Non-opioid)
Obat
analgetik golongan ini disebut juga obat analgetik perifer karena kerjanya
tidak mempengaruhi SSP (Sistem Saraf Pusat). Obat golongan ini hanya dapat
mengurangi nyeri paska operasi yang bersifat ringan sampai sedang. Golongan
anelgesik non opioid ini digunakan sebagai tambahan penggunaan opioid dosis rendah
untuk menghindari efek samping opioid yang berupa depresi napas dan jika
kemungkinan terdapat banyak peradangan. Golongan ini selain bersifat
antiinflamasi juga bersifat analgesik, antipiretik, dan anti pembekuan darah.
Analgesik
non-opioid dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu golongan steroid (betametason,
hidrokortison) dan golongan non-steroid/ NSAID (Non-Steroidal Anti Inflammatory
Drug). Secara kimiawi, NSAID dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu
parasetamol, turunan salisilat, penghambat prostaglandin, turunan antranilat
dan turunan pirazolinon. Mekanisme kerja NSAID adalah dengan jalan menghambat
enzim siklooksigenase (COX) yang mengubah asam arakidonat (AA) menjadi prostaglandin
(PG), suatu mediator nyeri. Prostaglandin dapat mensensitisasi reseptor nyeri,
jadi dengan dihambatnya sintesa prostaglandin, timbulnya rasa nyeri juga akan
dihambat.
Gambar
3. Mekanisme kerja NSAID
Analgetik narkotik (Analgetik Opioid)
Analgesik
opioid merupakan golongan obat yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) dan
bila digunakan dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan ketergantungan pada
sebagian pemakai. Obat golongan opioid sendiri telah banyak digunakan sebagai
obat anti nyeri kronis dan nyeri non-maligna.
Penggolongan
analgetik narkotik :
·
Alkaloid alam, Contoh : morfin dan
kodein.
·
Derivat semi sintesis, Contoh : heroin
·
Derivate sintetik, Contoh : metadon,
fentanil
·
Antagonis morfin, Contoh : nalorfin ,
nalokson, pentazocin
Penggunaan
analgetik pada ibu hamil
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki
pada janin selama masa kehamilan. Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu
dapat mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan obat.
Karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta, maka penggunaan obat pada
wanita hamil perlu berhati-hati. Dalam plasenta obat mengalami proses
biotransformasi, mungkin sebagai upaya perlindungan dan dapat terbentuk senyawa
antara yang reaktif, yang bersifat teratogenik/dismorfogenik. Obatobat
teratogenik atau obat-obat yang dapat menyebabkan terbentuknya senyawa
teratogenik dapat merusak janin dalam pertumbuhan.
Keluhan nyeri selama masa kehamilan umum dijumpai.
Hal ini berkaitan dengan masalah fisiologis dari si ibu, karena adanya tarikan
otot-otot dan sendi karena kehamilan, maupun sebab-sebab yang lain. Untuk nyeri
yang tidak berkaitan dengan proses radang, pemberian obat pengurang nyeri
biasanya dilakukan dalam jangka waktu relative pendek. Untuk nyeri yang
berkaitan dengan proses radang, umumnya diperlukan pengobatan dalam jangka
waktu tertentu. Penilaian yang seksama terhadap penyebab nyeri perlu dilakukan
agar dapat ditentukan pilihan jenis obat yang paling tepat.
Semua analgetika-narkotika dapat melintasi
plasenta dan dari berbagai penelitian pada hewan uji, secara konsisten obat ini
menunjukkan adanya akumulasi pada jaringan otak janin. Terdapat bukti
meningkatkan kejadian permaturitas, retardasi pertumbuhan intrauteri, fetal
distress dan kematian perinatal pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
sering mengkonsumsi analgetika-narkotik. Keadaan withdrawl pada bayi-bayi yang
baru lahir tersebut biasanya manifes dalam bentuk tremor, iritabilitas, kejang,
muntah, diare dan takhipnoe.
Parasetamol, merupakan analgetika-antipiretik yang
relatif paling aman jika diberikan selama kehamilan. Meskipun kemungkinan
terjadinya efek samping hepatotoksisitas tetap ada, tetapi umumnya terjadi pada
dosis yang jauh lebih besar dari yang dianjurkan.
Berikut adalah daftar
obat analgetik yang aman digunakan oleh ibu hamil menurut Direktorat
Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat
Kesehatan Departemen Kesehatan RI:
JENIS
TERAPI
|
OBAT
|
INDIKASI
|
KETERANGAN
|
Analgetik
|
Aspirin
|
Aspirin
dosis rendah selama hamil bisa untuk mencegah
hipertensi
yang diinduksi kehamilan dan retardasi pertumbuhan intrauteri
|
·
Aspirin dengan bebas disalurkan
melintasi plasenta dan diekskresikan oleh bayi baru lahir dengan kecepatan
yang lebih lambat daripada orang dewasa karenajalur ekskresi masih belum matang
.
·
Bayi dari seorang wanita yang
mendapat dosis terapi aspirin secara teratur di sepanjang kehamilan
memerlukan waktu 5 hari untuk membuang obat tersebut
·
Aspirin dosis rendah tidak terlihat
mempunyai efek buruk apapun pada perkembangan sistem kardiovaskular janin
|
Parasetamol
|
|
·
Efek parsetamol semasa kehamilan
belum diteliti secara luas tetapi penelitian pada binatang telah memperlihatkan
tidak ada efek merugikan pada pertumbuhan janin dan plasenta.
·
Dianjurkan sebagai analgetik ringan
pilihan
|
References:
Anonim.
2006. Pedoman
Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Tjay,T.H.,
K. Rahardja. 2007.Obat-obat Penting. Jakarta:
PT.Gramedia.
Tjay,T.H.,
K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting
Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi Kelima. Cetakan
Pertama. Jakarta: Penerbit PT Elex Media
Widodo,
Samekto dan Abdul Gofir. 2001. Farmakoterapi dalam Neurologi. Jakarta :
Salemba Medika
Question
box:
1.
Apa efek samping utama NSAID?
2.
Mengapa penggunaan analgetik opioid
dibatasi?
3.
Bagaimana mekanisme efek teratogenik?
4.
Pada tahap kehamilan manakah obat
aman dikonsumsi?
5.
Apa perbedaan NSAID dan SAID?
|
You can submit the
answer, below! (or you can ask me a question)
selamat pagi cindra, saya mau menjawab pertanyaan nmr 4, tahap kehamilan dibagi kedalam 3 trisemester
BalasHapusnah menurut saya, ibu hamil sudah aman mengkonsumsi obat di trisemester ke2 dikarenakan janin yg terbentuk sudh mulai kuat .
dan saya mau menanyakan juga, kenapa obat analgetik-narkotik bisa menyebabkan prematuritas?
terimakasih atas jawaban yang telah diberikan
Hapusmekanisme analgetik narkotik yang dapat menyebabkan prematuritas belum diteliti lebih lanjut. Belum terdapat penelitian atau kasus pasti yang menyatakan bahwa analgetik jenis ini dapat menyebabkan prematuritas. Sebaliknya, analgetik narkotik justru dapat mengurangi kontraktilitas uterus sehingga memperlambat proses kelahiran.
Mungkin karena analgetik opioid ini dapat memperlambat proses kehamilan, penggunaannya dibatasi terutama untuk ibu hamil
Hapusbenar, tapi menurut literatur yang saya baca analgetik opioid jenis pethidin aman digunakan untuk mengatasi nyeri ketika persalinan. menurut ivo mengapa demikian?
Hapuskarena sudah terdapat modifikasi pada strukturnya contohnya hidroksi alkohol, sehingga adanya peningkatan analgetiknya dan penurunan toksisitas, apa benar?
Hapusterkait peningkatan efek analgetik mungkin benar, karena kan pethidin ini salah satu analgetik opioid kan dan biasanya dalam bentuk injeksi. namun penggunaannya untuk mengurangi rasa nyeri saat persalinan menurut saya masih menjadi kontroversi
Hapussaya ingin menjawab pertanyaan 1, setau saya efek samping utama dari obat NSAID adalah gastric ulcer/ peptic ulcer. dimana, obat ini bekerja dengan menghambat enzim COX-1 dan COX-2 yang secara normal menghasilkan prostaglanding. Untuk COX-1 menghasilkan prostaglandin yang berfunsgi menjaga/ memproteksi saluran cerna. Sedangkan COX-2 menghasilkan prostaglandin yang berfungsi dalam response inflamasi. Sehingga apabila kerja kedua enzim ini dihambat, maka proteksi saluran cerna berkurang dan lama kelamaan akan meneybabkan ulcer, apabila penggunaan obat NSAID ini dipakai secara terus menerus dapat menyebabkan pendarahan pada saluran GI.
BalasHapusjadi dapat disimpulkan penggunaan NSAID jangka panjang memiliki efek peptik ulcer bagi penggunanya ya? lantas bagaimana jika pasien memang sudah memiliki peptic ulcer mel?
HapusMenurut saya. Penggunaan obat NSAID itu kan ga lebih dari 7 hari, jika diharuskan maka lebih baik konsultasi kepada dokter untuk mencegah efek samping buruk yg mungkin dapat timbul
Hapusya bisa, jika sudah ada peptik maka penggunaan obat NSAID dapat digantikan dengan obat golongan H2RA seperti ranitidin atau PPI seperti lansoprazol
Hapusjadi memang selain dapat menyebabkan peptik ulcer, penggunaan NSAID juga kontraindikasi terhadap pasien mengalami peptik ulcer ya...
Hapusmenurut saya penggunaan NSAID secara rutin itu kontraindikasi terhadap pasien mengalami peptik ulcer tetapi untuk penggunaan NSAID yang jarang ( untuk pasien yang tidak perlu rutin mengkonsumsi obatnya ) tidak kontraindikasi dengan pasien peptik ulcer
Hapusiya tania, karena efek samping peptik ulcer muncul akibat penggunaan NSAID jangka panjang
HapusSelamat pagi saya ingin bertanya, apakah morfin aman digunakan bagi ibu hamil? Trimakasih
BalasHapushai dayang, FDA (Food and Drug Administration) menggolongkan morfin ke dalam obat kategori C bagi wanita hamil, yang berarti morfin memiliki resiko memberi pengaruh buruk bagi perkembangan janin, tetapi bersifat reversibel dan tidak mengakibatkan malformasi anatomi janin
Hapusselamat malam , menggunakan pct mmg aman di gunakan ibu hamil tp bagaiman jika yang di alami ibu hamil trnyta tak mempan mnggunakan pct lagi, apa ada saran obat lain atau ada alternatif lain?
BalasHapusiya, penggunaan pct memang aman untuk ibu hamil. pada dasarnya apabila obat analgetik golongan pct sudah tidak ampuh lagi memang biasanya akan diganti ke golongan obat analgetik yang lebih tinggi.
Hapusnamun nurhasanah, menurut saya untuk ibu hamil justru kalau obat analgetik nya diganti ke golongan yang lebih tinggi justru akan berbahaya bagi janinnya. bahkan penggunaan pct yang aman saja jika digunakan terus menerus dapat merugikan kesehatan ibu dan bayi.
mencoba mejawab pertanyaan nomor 2 : mengapa dibatasi dikarenakan dengan melihat sering terjadinya penyalahgunaan analgesik opioid karena adanya efek euforia dan ketagihan, trimakasih
BalasHapusterimakasih, namun menurut saya penggunaan analgesik opioid kan memang memiliki rentang dosis yang diperbolehkan untuk dikonsumsi nah itu apakah efek adiktif akan tetap terjadi ya sin?
HapusKalau menurut saya, efek adiktif akan tetap muncul/terjadi, namun dalam penggunaan yang kecil efek adiktif yang ditimbulkan akan kecil, dibandingkan dengan penggunaan dalam jumlah yang besar
HapusJadi umunya efek samping akan tetap terjadi, tergantung dari dosis yang digunakan. :)
okee terimakasih ya tanggapannya aisyah
Hapusi try to answer the question number 5 ,beda NSAID dan SAID , dari segi mekanisme kerjanya non steroid itu kerjanya menghambat COX sehingga mediator nyeri tidak akan terbentuk sedangkan kalau SAID menghambat phospoliphase A2 supaya asam arachidonat tidak terbentuk , jika asam arachidonat tidak terbentuk maka tidak akan terbentuk juga COX dan mediator nyeri tidak akan release ,
BalasHapusterimakasih soya, dari mekanisme tersebut berarti dapat disimpulkan kalau nanti efek samping yang ditimbulkan juga akan berbeda ya? seperti yang saya baca kalau NSAID itu dapat menyebabkan peptik ulcer jika digunakan terlalu lama
Hapusiya bener ci berbeda , sepengetahuan saya benar jika nsaid akan menyebabkan peptik ulcer terkait dengan mekanisme kerja tadi, akibat dari pemblokan cox ini kan nantinya senyawa senyawa kimia nya juga terhambat nah salah satunya itu yang prostaglandin, padahal fungsi normal dari prostaglandin itu sendiri untuk melapisi mukosa lambung, jadi kronologinya gini ceileeeh kronologi wkkwwk jika prpostaglandin sang pelindung ini tidak diproduksi berarti siapa dong yang melapisi mukosa lambung ? nah lama kelamaan akan terkikislah si mukosa ini jadinya tukak lambung , ini efek yang akan timbul jika nsaid digunakan dengan jangka waktu yang lama
Hapusboleh sih digunakan nsaid tapi bagusnya yang mengahmbat cox-2 seperti celecoxib begituuuu,
oh ya ci terkait efek samping dari bedanya nsaid dan said jadi menurut cindra bagusan mana kita pilih pengobatan lini pertama itu nsaid atau said ?
saya setuju dengan pendapat soya hehe..
Hapusmenurut saya, NSAID sebaiknya dijadikan lini pertama pegobatan nyeri ketimbang SAID. karena meskipun NSAID memiliki efek samping namun jika ditilik efek samping SAID lebih serius
Kak cindra, apakah pct juga aman untuk ibu hamil ditrimester pertama kak? Dan bagaimana efeknya jika dikonsumsi bersamaan dengan obat penguat kandungan kak?
BalasHapushai hilda, ibu pada trimester pertama sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan tanpa konsultasi dokter. gejala seperti mual pusing dan muntah biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika masuk trimester kedua dan ketiga, dosis yang tidak tepat dalam penggunaan obat bisa saja membunuh janin terutama pada usia kehamilan yang masih sangat muda
HapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3. Menurut saya, pada obat terkandung zat kimia. Zat kimia inilah yang ketika dikonsumsi oleh ibu hamil, akan masuk ke plasenta dan mempengaruhi metabolisme sang Ibu. Ketika zat kimia tersebut masuk ke plasenta, maka akan mempengaruhi perkembangan embrio didalamnya. Obat yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh janin, malah akan merusak janin ketika zat kimia tersebut terpapar dan merusak pertumbuhan embrio tersebut.
BalasHapusberarti secara tidak langsung dapat disimpulkan, hanya obat-obat yang dapat melewati plasenta saja yang dapat menyebabkan efek teratogenik ya hilda?
HapusJawaban nomor 5 yaitu
BalasHapusObat antiinflamasi dibagi jadi dua: golongan steroid dan nonstreoid.
1. Golongan kortikosteroid.
Obat ini merupakan antiinflamasi yang poten (yang super duper kuat). Karena apa? Obat2 ini menghambat enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk asam arakidonat. Nah asam arakidonat tidak terbentuk berarti prostaglandin juga tidak terbantuk kan?
Namun, obat anti inflamasi golongan satu ini tidak boleh digunakan seenaknya. Kenapa? Karena efek sampingnya besar. Bisa bikin moon face, hipertensi, osteoporosis dll. Selain itu penggunaan steroid jangka panjang juga bisa mempengaruhi homeostasis tubuh karena ini pengaruh ke HPA (Hypothalamus – Pituitary – Adrenal Axis). Jadi si steroid sendiri di tubuh dihasilkan oleh adrenal, tapi saat make obat steroid dari luar jangka panjang maka si steroid di dalem tubuh jadi berlebihan, ini bisa bikin yg namanya Cushing.
Contoh : hidrokortison (di Indonesia cuma ada topikal), deksametason, prednisone, betametason, metilprednisolon
2. Golongan NSAID (Non steroid anti inflammatory drug)
Well kalo obat yang satu ini pasti sering liat. Cara kerjanya juga beda sama yang golongan steroid. Obat golongan AINS menghambat COX sehingga tidak terbentuk prostaglandin dan tromboksan.
waah sangat lengkap ya, terimakasih sholeha
HapusSaya akan menambahkan sedikit mengkonsusmsi obat analgetik pada trimester pertama sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan tanpa konsultasi dokter. gejala seperti mual pusing dan muntah biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika masuk trimester kedua dan ketiga, dosis yang tidak tepat dalam penggunaan obat bisa saja membunuh janin terutama pada usia kehamilan yang masih sangat muda dimana Zat kimia pada inilah yang ketika dikonsumsi oleh ibu hamil, akan masuk ke plasenta dan mempengaruhi metabolisme sang Ibu. Ketika zat kimia tersebut masuk ke plasenta, maka akan mempengaruhi perkembangan embrio didalamnya
BalasHapusnaah bener tuh, trimester pertama baiknya tidak minum obat ya tami
HapusMenurut saya ibu hamil dianggap aman mengkonsumsi obat pada trimesster 2 dan awal trimestr 3
BalasHapusterimakasih tanggapannya aji
Hapus1. Efek samping yag paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat. Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung adalah: (1) iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan; (2) iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua prostaglandin ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif. Mekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral.
BalasHapushai yanti, makasih yaa tanggapannya
Hapus1. AINS mempunyai efek samping pada tiga sistem organ yaitu saluran cerna, ginjal, dan hati. Efek yang paling sering adalah tukak peptik (tukakduodenum dan tukak lambung) yang kadang –kadang terjadi anemia sekunder karena perdarahan saluran cerna.
BalasHapusAda dua mekan isme iritasi lambung, iritasi yang bersifat lokal menimbulkan difusi asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan, iritasi dan perdarahan secara sistemik akan melepaskan PGE2 dan PGI2 yang akan menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus.
Efek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit akibat pemnghambatan biosistesis tromboksan A2 (TXA2) yang berakibat bertambahnya panjang waktu perdarahan. Penghambatan biosintesis PG di ginjal menyebabkan gangguan homeostasis.
Pada orang normal gangguan ini tidak begitu berpengaruh pada fungsi ginjal. Namun , pada pasien hupovolemia, gagal jantung, sirosis hepatis, aliran darah gijal dan kecepatan filtrasi glomerolus akan berkurang, bahkan dapat terjadi gagal ginjal akut.
Pada beberapa orang dapat terjadi hipersensitivitas. Reaksi ini umumnya dapat berupa rhinitis vasomotor, urtikaria, asma bronkial, hipotensi, sampai presyok dan syok.
okee haviza, terimakasih tanggapannya
Hapussaya akan menjawab nomr 2, mengapa dibatasi dikarenakan dengan melihat sering terjadinya penyalahgunaan analgesik opioid karena adanya efek euforia dan ketagihan
BalasHapustapi obat ini tetap dapat digunakan secara luas ya balqis?
Hapusanalgetik opioid penggunaannya dibatasi kan ya kak, harus dengan resep dokter..
Hapussaya akan menambahkan mengkonsusmsi obat analgetik pada trimester pertama sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan tanpa konsultasi dokter. gejala seperti mual pusing dan muntah biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika masuk trimester kedua dan ketiga
BalasHapusnaah saya juga setuju dengan tanggapan balqis, terimakasih yaa
HapusNo. 3 Teratogenik dimana merupakn aksi suatu zat yang berakibat pada kecacatan selama kehamilan berhubungan erat dengan perkembangan fetus. Perkembangan fetus dibagi menjadi blastogenesis, organogenesis, histogenesis dan pematangan fungsional ( Rang et al., 1999). Pada fase blastogenesis merupakan proses utama dalam pembelahan sel sehingga zat teratogen dapat mengakibatkan kematian embrio dengan menghambat proses pembelahan sel. Pada organogenesis, terjadi proses pembentukan organ sehingga zat teratogen akan menyebabkan malformasi organ, jenis malformasi tergantung dari jenis teratogen. Histogenesis dan pematangan fungsional tergantung pada suplai nutrisi dan diatur berbagai sistem hormon (Kalant and Roschlau, 1989)
BalasHapusberarti jenis kecacatan pada janin yang akan muncul terkait pada tingkat teratogen suatu zat nya ya?
Hapusno 1. menurut artikel yang saya baca, NSAID ini memberika banyak efek seperti analgetik,antipiretik dan lain lain, kemudian Efek Samping
BalasHapusEfek samping yag paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang-kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna. Beratnya efek samping ini berbeda pada masing-masing obat. Dua mekanisme terjadinya iritasi lambung adalah: (1) iritasi yang bersifat lokal yang menimbulkan difusi kembali asam lambung ke mukosa dan menyebabkan kerusakan jaringan; (2) iritasi atau perdarahan lambung yang bersifat sistemik melalui hambatan biosintesis PGE2 dan PGI2. Kedua prostaglandin ini banyak ditemukan di mukosa lambung dengan fungsi menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektif. Mekanisme kedua ini terjadi pada pemberian parenteral.
Efek samping lain adalah gangguan fungsi trombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 dengan akibat perpanjangan waktu perdarahan. Efek ini dimanfaatkan untuk terapi profilaksis trombo-emboli. Obat yang digunakan sebagai terapi profilaksis trombo-emboli dari golongan ini adalah aspirin.
terimakasih tanggapannya nola
HapusNo 5, salah satu perbedaan obat golongan SAID dan NSAID yaitu pada mekanisme kerjanya, golongan SAID bekerja menghambat atau menghentikan kerja enzim fosfolipase A2 yang berperan dalam pembentukan asam arakhidonat yang merupakan prekusor pembentukan prostaglandin prostasiklin tromboxan2 dan leukotrien sedangkan NSAID bekerja menghambat enzim COX (siklooksigenase) yang berperan dalam pembentukan prostaglandin prostasiklin dan tromboxan2, kedua golongan obat ini sama2 bekerja mengatasi nyeri dengan menghambat terbentuknya mediator nyeri dengan mekanisme yg berbeda.
BalasHapusterimakasih yaa nishaa
Hapusefek samping utama dari obat NSAID adalah gastric ulcer/ peptic ulcer. dimana, obat ini bekerja dengan menghambat enzim COX-1 dan COX-2 yang secara normal menghasilkan prostaglanding.
BalasHapusterimakasih yaa maliza
Hapusassalamualaikum . Mau nanya nih ka , pakah obat analgetik narkotika dapat diberikan pada ibu hamil ?
BalasHapus